Kamis, 07 April 2011

Asal Mula Kehidupan Manusia

Teori evolusi yang menyatakan bahwa nenek moyang kita adalah berasal dari kera, seolah-olah telah menjadi
kebenaran di seluruh lapisan masyarakat. Anak-anak sekolah sudah sangat akrab dengan pernyataan “manusia berasal
dari spesies kera”, kalau dibiarkan hal ini akan sangat meracuni umat manusia dengan lunturnya keyakinan (sradha)
terhadap Tuhan sebagai Sang Maha Pencipta. Menurut Bhagavadgita bahwa kehidupan atau sang roh itu adalah kekal,
keaneka ragaman badan-badan material (biodiversity) berupa mahluk hidup dari tingkat yang sangat sederhana yaitu
mahluk bersel satu, parasit, tumbuh-tumbuhan, aneka hewan, sampai manusia merupakan badan-badan material yang
telah diciptakan secara utuh yang siap dihuni oleh sang roh. Sang roh akan mendapat badan material tertentu
berdasarkan karma dan kesadaran yang dimilikinya pada kehidupan yang lalu.
Pandangan Sains dan VedantaPendahuluan Almarhum dr. Jerome Lejeune adalah ahli genetik yang dikenal masyarakat
internasional. Dr. Lejeune adalah seorang profesor genetik di Universitas Rene Descartes di Paris. Menerima
Penghargaan Kennedy dari Almarhum Presiden Kennedy karena berhasil menemukan kelainan genetik Sindroma Down
(Down’s Syndrome) yang disebabkan oleh kromosom ekstra (Trisomy 21). Dr. Lejeune telah menyumbangkan banyak
penelitian genetik untuk mencegah dan mengobati Trisomy 21. Berikut ini adalah pendapat yang diberikannya di depan
sub-komite Hukum Senat Amerika. Kapan persisnya kehidupan dimulai ? Saya akan mencoba memberikan jawaban
yang paling mengena untuk pertanyaan ini berdasarkan ilmu pengetahuan. Ilmu biologi modern mengajarkan pada kita
bahwa persatuan antara para leluhur dengan keturunannya terjadi karena adanya mata rantai yang berkesinambungan
dari pembuahan sel wanita (indung telur) oleh sel pria (sperma) yang membuat anggota baru dari sebuah keluarga hadir
di dunia. Kehidupan mempunyai sejarah yang amat sangat panjang, tetapi setiap individu memiliki permulaan yang
rapih, yaitu saat terjadinya pembuahan. Mata rantai yang dimaksud di atas adalah DNA. Dalam setiap sel reproduksi
yang bentuknya seperti pita sepanjang kira-kira satu meter, terdapat bagian-bagian (23 bagian pada manusia). Setiap
bagian digulung dan dibungkus dengan hati-hati (seperti pita magnetik dalam sebuah kaset mini). Jika kita melihatnya
dibawah sebuah mikroskop, bentuknya mirip sebuah batang, itulah yang dinamakan kromosom. Tak lama setelah 23
kromosom seorang pria bertemu dengan 23 kromosom seorang wanita dalam sebuah pembuahan, semua informasi
genetik dari seseorang yang belum dilahirkan telah diperoleh. Seperti sebuah pita magnetik tadi, yang jika kita putar
dalam tape recorder akan mengeluarkan bunyi simfoni yang indah, kehidupan baru mulai menyatakan siapa diati
kesehatan yang sempurna – maka seorang pakar biologi akan mengatakan bahwa ia perlu keadaan jasmani yang sehat,
hidup dengan memperhatikan kesehatan seluruh anggota tubuhnya – sedang seorang pakar hukum mengatakan bahwa
ia memerlukan kepatuhan akan hukum-hukum yang berlaku, sehingga ia tidak terseret dalam perkara-perkara yang
menyulitkan hidupnya. Alam bekerja seperti itu. Kromosom-kromosom adalah tabulasi hukum kehidupan, saat mereka
bersatu membentuk mahluk baru (maksudnya pembuahan), kromosom-kromosom itu telah menoktahkan keadaan
seseorang. Teori Ilmiah Asal Mula Kehidupan Evolusi Molekuler
Ketika tubuh organisme hidup dianalisa secara kimiawi, kita menemukan bahwa mereka secara primer tersusun dari
empat elemen (H,O,N dan C). Bahan kimia seperti air, protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleida menyusun 95%
dari seluruh molekul yang ada di tubuh organisme. Kemudian, mereka mencoba untuk menyimpulkan bahwa kehidupan
bisa jadi merupakan produk dari reaksi kimia yang kompleks. Berdasarkan pada konsep ini, semua riset secara praktis
mengenai asal usul kehidupan difokuskan pada kemungkinan mensintesis molekul besar dan kecil yang menyusun
tubuh organisme. Tapi apakah molekul DNA atau RNA adalah kehidupan? Akankah kombinasi dari sintesis biomolekul
menuju kepada kehidupan? Jika kehidupan terbuat dari bahan kimia, apa bedanya antara kehidupan dan kematian?
Apakah para ilmuwan benar - benar mempelajari kehidupan?. Berdasarkan pada biologi modern, unit terkecil dari
kehidupan disebut sel. semua mahluk hidup mempunyai sel. Organisme seperti bakteri dan protozoa mempunyai sel
tunggal sedangkan bentuk makhluk hidup yang lebih tinggi seperti manusia mempunyai milyaran sel. Sel terdiri dari
banyak kimia inorganik sederhana seperti air dan ion inorganik. Sedangkan, molekul organik yang kompleks seperti
protein, RNA (Asam Ribonukleat), DNA (Asam Deoxyribonukleat), lemak, dan lain-lain, menyediakan sebagian besar
fungsi biologis yang penting bagi sel. Para ilmuwan, di bidang biologi, mempelajari kehidupan dan asal -usulnya dengan
istilah biomolekul ini. Mereka berusaha untuk mengembang-biakkan sel dengan mengkombinasikan biomolekul ini.
Banyak pakar biologi dan pakar kimia evolosioner - seperti Oparin, Fox, Miller Orgel, Ponamperuma dan banyak yang
lainnya telah membuat percobaan secara ekstensif untuk mengembang-biakkan kehidupan dari molekul. Berbagai model
sudah diajukan untuk memahami bagaimana kehidupan mungkin berkembangbiak dari bahan kimia di bumi seperti
model coacervates daro Oparin, model protenoid microsfer Fox, model tanah liat dari Cairns - Smith sebagaimana kakek
kita, model thioester Christian de Duve, reaksi loncatan elektris dari Miller untuk membuat petir buatan di dalam sebuah
alat yang disebut campuran gas dasar yng terdiri dari H2, H2O, NH3,CH4, dan lain-lain dari gas kimiawi yang dianggap
sebagai gas jaman purba di bumi. Yang menarik adalah bahwa Miller sendiri yang merupakan salah seorang dari para
perintis utama kimia prebiotik, akhirnya menyatakan, "kita benar-benar tidak tahu seperti apa bumi tiga atau empat
milyar tahun yang lalu. Jadi terdapat berbagai macam teori dan spekulasi. Ketidak pastian yang utama berkaitan dengan
apakah atmosfir itu. Ini adalah area perdebatan yang utama. Hal itu diluar pembahasan dari karya ini untuk menjelaskan
semua model disini. Sedangkan, penulis ingin menyebutkan bahwa semua model ini tidak menunjukkan tanda
pengembangbiakkan sel hidup sampai sekarang. Mana yang lebih dahulu ada ; DNA atau protein? Pada tahun 1953,
Watson dan Crick mengajukan model doubel Helix untuk struktur DNA. Penemuan mereka membantu untuk
menjelaskan bagaimana materi genetika digandakan di dalam sel, informasi genetika berasal dari DNA, di dalam
nukleus dari masing-masing sel, ke RNA, yang membawa informasi keluar dari nukleus kedalam tubuh sel dan menggunakan instruksi yang di kodekan didalamnya untuk menghasilkan suatu protein (yang dapat berupa enzim dan
juga merupakan kerangka struktur dari sel). Sedangkan duplikasi DNA membutuhkan sejumlah enzim yang
mempercepat reaksi-reaksi tersebut. Dan enzim adalah protein itu sendiri, produk akhir dari informasi yang dikodekan
didalam DNA. Dengan kata lain, protein dibutuhkan untuk sintesis DNA dan DNA dibutuhkan untuk sintesis protein. Jadi,
bagaimana bisa sel hidup pertama dengan DNA-berdasarkan biologi molekuler telah membentuk proses kimiawi secara
spontan pada awal kehidupan di bumi? Ini seperti halnya masalah telur dan ayam dari evolusi kehidupan yang berasal
dari bahan kimia - "mana yang datang lebih dahulu - DNA atau molekul protein?" Teori dunia RNA. Pada akhir tahun
1960-an beberapa pakar biologi termasuk Crick, Carl Woese dan Leslie Orgel menyatakan bahwa molekul purba
bukanlah DNA ataupun protein melainkan RNA. RNA, yang mereka nyatakan, mungkin sudah mempercepat reaksi yang
diperlukan untuk replikasi seiring dengan penyediaan informasi genetika yang diperlukan untuk menggandakannya
sendiri. Penggandaan RNA sendiri berdasarkan sistim yang akan timbul pertama kali, dan DNA serta protein akan
ditambahkan kemudian. DNA dapat berevolusi dari RNA dan kemudian menjadi lebih stabil, mengambil peranan RNA
sebagai penjaga keturunan.Ide ini kemudian mendapatkan dukungan pada awal tahun 1980-an dari penemuan Thomas
Cech dan Sidney Altman mengenai sejenis RNA yang sebagai reaksi katalisasi. Molekul RNA yang mengkatalisasi
reaksi ini kemudian diberi istilah dengan "ribozymes". Pada tahun 1986, Walter Gilbert, dalam sebuah artikel dalam
majalah Nature, melukiskan dunia purba sebagai "dunia RNA" dimana molekul RNA mengkatalisasi sintesis mereka
sendiri. Sejak itu kemudian, istilah "dunia RNA" menjadi hipotesis umum bahwa pertama adalah RNA, kemudian DNA
dan protein dan para peneliti terus menemukan fungsi baru untuk mengadakan RNA, secara berulang menggambarkan
seberapa bergunakah molekul ini. Walaupun ada banyak kesulitan dan masalah dalam dunia RNA. Leslie Orgel, salah
satu dari ilmuwan ini yang pertama kali mengajukan pada tahun 1960-an dia sendiri menganjurkan bahwa para peneliti
yang berusaha untuk menggambarkan kemungkinan generasi spontan dari unsur kimia RNA merupakan sukses.
Ribosa, gula yang merupakan bagian dari tulang punggung molekul RNA, sulit untuk tercipta dari hipotetis kondisi awal
bumi kecuali dalam jumlah yang sangat kecil. Stanley Miller dan rekan-rekannya juga melaporkan, "Ribosa dan gula
yang lain secara mengejutkan memiliki ‘paruh-hidup’ yang pendek untuk pembusukan pada pH netral, membuatnya
sangat tidak menyerupai, sehingga gula yang tersedia sebagai pereaksi prebiotik. Dunia RNA menyatakan bahwa di
dunia purba, ribonukleotida secara spontan memadat membentuk polimer-polimer untuk membentuk molekul RNA dan
molekul RNA yang terbentuk akan mempunyai aktifitas katalisator untuk mereplikasi dirinya sendiri, dan populasi
replikasi molekul oleh dirinya sendiri seperti ini akan meningkat. Sedangkan, seandainya RNA dapat dibentuk secara
spontan, hal itu akan diturunkan secara terus menerus melalui hidrolisis spontan dan proses pelaksanaan penghancuran
yang lainnya di bumi primitif. Joyce dan Orgel menunjukkan banyak masalah yang terperinci dengan dalil-dalil dunia
RNA ini. Mereka akhirnya menyarankan untuk tidak menerima "mitos dari penggandaan diri molekul RNA oleh dirinya
sendiri sehingga membangkitkan ‘de novo’ dari sup polinukleida secara acak. Bukan hanya paham seperti ini yang tidak
realistis dalam cahaya pemahaman kita saat ini terhadap unsur kimia prebiotik, tapi hal itu seharusnya meregangkan
kecenderungan pandangan yang optimis terhadap potensial katalitis RNA. Francis Crick, mengungkapkan keraguan
mengenai dunia RNA. Dia berkata, "pada saat ini, pemisah dari "sup" primal pada sistim RNA pertama sesuai dengan
seleksi alam yang terlihat sangat bertentangan. Dengan demikian konsep teori kimiawi tentang kehidupan terlihat tidak
menjanjikan. Keragaman Spesies Teori evolusi yang menyatakan bahwa nenek moyang kita adalah berasal dari kera,
seolah-olah telah menjadi kebenaran di seluruh lapisan masyarakat. Anak-anak sekolah sudah sangat akrab dengan
pernyataan “manusia berasal dari spesies kera”, kalau dibiarkan hal ini akan sangat meracuni umat manusia dengan
lunturnya keyakinan (sradha) terhadap Tuhan sebagai Sang Maha Pencipta. Menurut Bhagavadgita bahwa kehidupan
atau sang roh itu adalah kekal, keaneka ragaman badan-badan material (biodiversity) berupa mahluk hidup dari tingkat
yang sangat sederhana yaitu mahluk bersel satu, parasit, tumbuh-tumbuhan, aneka hewan, sampai manusia merupakan
badan-badan material yang telah diciptakan secara utuh yang siap dihuni oleh sang roh. Sang roh akan mendapat
badan material tertentu berdasarkan karma dan kesadaran yang dimilikinya pada kehidupan yang lalu. Srila
Prabhupada, selalu mengutip sloka Purana dibawah ini yang menjelaskan keaneka ragaman spesies kehidupan yang
menjadi terminal perjalanan sang roh : asitim caturas caiva laksams tan iva-jatisubhramadbhih purusaih prapyam
manusyam janma paryayattad apy aphalatam jatah tesam atmabhimaninam varakanam anasritya govinda-caranadvayam"
Seseorang mencapai bentuk kehidupan manusia setelah bertransmigrasi melalui 8400000 spesies kehidupan
dengan proses evolusi kesadaran secara gradual. Bahwa bentuk kehidupan manusia dilupakan sehingga menjadi orang
yang kurang cerdas dan angkuh yang tidak mau berlindung di kaki padma Govinda (Krishna)." (Brahma-vaivarta
Purana).Dalam Padma Purana menyatakan "Ada 900000 spesies hidup yang hidup di air; 2000000 spesies tumbuhtumbuhan
dan pohon-pohonan; 1100000 spesies serangga; 1000000 spesies kehidupan burung ; 3000000 spesies
binatang buas; dan 400000 spesies kehidupan manusia." Proses perkembangan dan perjalanan sang roh melalui
8.400.000 spesies, yang telah berlangsung sejak miliaran tahun yang lalu. Seperti diketahui bahwa jiwa/roh adalah
partikel rohani(non-material) yang merupakan jati diri kehidupan. Bila partikel rohani tersebut meninggalkan badan, maka
apapun kehebatan badan material tersebut tidak ada artinya lagi. His Holiness Bhaktisvarupa Damodara Swami (DR. TD
Singh) menyebut partikel rohani tersebut dengan nama ’spiriton’ yaitu suatu tenaga rohani (para-prakrti) yang memiliki
sifat sama dengan Tuhan yaitu kekal, berpengetahuan dan penuh kebahagiaan. Partikel rohani ini merupakan
kesadaran murni, yang oleh karena keterikatan dengan sifat alam mendapatkan beraneka badan material. Spiriton (roh)
bertransmigrasi dari satu badan ke badan lain, dan terkurung dalam penjara-penjara badan. Sifat alam semesta yang
disebut triguna yaitu : sattva-guna (sifat kebaikan), rajo-guna (sifat nafsu) dan tamo-guna (sifat kebodohan). Pengaruh
ketiga sifat alam tersebut akan mempengaruhi kesadaran kita, kesadaran pada saat perpindahan sang roh akan sangat
menentukan badan-badan yang akan kita peroleh pada kehidupan berikutnya. Sama halnya seperti mencampur warna
dasar (biru, merah dan kuning), dari berbagai konsentari warna dasar tersebut akan memperoleh jutaan corak warna
yang beraneka ragam. Demikian juga atas pengaruh 3 sifat alam material akan menentukan badan yang akan diperoleh The Grand Designer, personalitas tertinggi Tuhan, telah merancang pengaturan hukum alam tersebut. Menurut
Bhagavad-
gita (14.5), ”sattvam rajas tama iti gunah prakirti-sambhavah ...” – Alam material terdiri dari tiga sifat ; kebaikan
(satwik), nafsu (rajasik) dan kebodohan (tamasik). Mahluk hidup diikat oleh sifat-sifat tersebut dan sulit
dikendalikan......”.– Teori evolusi Darwin secara arkeologis, genetika dan biomolekuler tidak terbukti, bahkan Darwin sendiri
mengatakan bahwa teorinya masih sangat lemah dan perlu pembuktian dimasa mendatang. Kelemahannya adalah
karena tidak menyertakan pemahaman tentang sang roh dalam kajian tersebut. Sebenarnya bukanlah evolusi fisik yang
terjadi tetapi evolusi spiritual yang akan menentukan badan-badan material yang didapat. Namun teori Darwin sangat
didukung oleh paham materialis-atheis seperti ; Marx, Plank, S Freud dan lainnya.
Teori Evolusi: melunturkan keyakinan terhadap Sang Maha Pencipta Ketika pemikiran Darwinisme yang menjadi akar
berbagai ideologi berbahaya pada akhirnya dirobohkan, maka hanya ada satu kebenaran yang tersisa. Yakni kebenaran
bahwa semua manusia dan alam semesta diciptakan oleh Allah (Tuhan). Mereka yang memahami hal ini juga akan
menyadari bahwa satu-satunya kenyataan dan kebenaran yang ada terdapat dalam kitab suci yang Allah turunkan untuk
kita. Ketika sebagian besar manusia menyadari kebenaran ini, penderitaan, kesulitan, pembantaian, bencana,
ketidakadilan, dan kemiskinan di dunia akan tergantikan oleh pencerahan, keterbukaan, kemakmuran, ketercukupan,
kesehatan, dan keberlimpahan. Karenanya, setiap pemikiran menyimpang yang berbahaya bagi kemanusiaan harus
terkalahkan dan tersingkirkan oleh ajaran mulia yang membawa keindahan dan kedamaian dalam kehidupan manusia.
Membalas batu dengan batu, pukulan dengan pukulan, dan serangan dengan serangan yang lain bukanlah sebuah
pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang sesungguhnya adalah menghancurkan pola pikir mereka yang
melakukan segala tindakan ini, dan dengan sabar dan santun menjelaskan kepada mereka satu-satunya kebenaran
untuk menggantikan kesalahan cara berpikir yang mereka anut. Tujuan penulisan buku ini adalah menunjukkan kepada
mereka yang mempertahankan Darwinisme tanpa memahami sisi gelapnya, sadar ataupun tidak, apa yang sebenarnya
mereka dukung, dan untuk menjelaskan apa yang akan menjadi tanggung jawab mereka jika tetap berpaling dari
kebenaran ini. Tujuan lainnya adalah untuk menyadarkan dan memberi peringatan kepada mereka yang tidak
mempercayai Darwinisme, akan tetapi pada saat yang sama tidak juga melihatnya sebagai ancaman bagi kemanusiaan.

Rabu, 06 April 2011

NASA berpendapat tentang solar flare menerjang bumi di masa depan..

Baru - baru ini NASA mengumumkan statement tentang dampak solar flare yang diperkirakan terjadi antara tahun 2012 - 2013. NASA mengatakan jika dampak solar flare kemungkinan akan lebih buruk dari yang diduga selama ini.

Berita ini dimuat di telegraph.co.uk pada tanggal 14 Juni 2010, jadi menurut saya berita ini belum terlalu lama. Para ilmuwan senior di Space Agency ( masih bagian dari NASA ) percaya bahwa bumi akan dihantam oleh energi magnetik dengan tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka mengatakan bahwa peristiwa ini diperkirakan terjadi antara tahun 2012 - 2013.

Dalam peringatan baru yang dirilis NASA, solar flare akan menghantam bumi seperti kilat dan akan menimbulkan berbagai masalah serius terhadap bidang kesehatan, keamanan, dan lainnya di seluruh dunia.

Para ilmuwan juga yakin bahwa solar flare akan mengakibatkan kerusakan pada seluruh sistem elektronik seperti peralatan medis di rumah sakit, komputer, TV, sistem perbankan, sistem keamanan, sistem penerbangan dan lain - lain. Dan ini akan terjadi di seluruh dunia, ini berarti seluruh sistem yang berhubungan dengan peralatan elektronik akan lumpuh total selama solar flare menerjang bumi.



Karena ketergantungan manusia terhadap peralatan elektronik yang rentan terhadap energi magnetik, banyak yang memperkirakan bahwa saat solar flare benar - benar menerjang, setiap negara di dunia akan mengalami kerugian yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya.

Para ilmuwan juga berpendapat bahwa dengan berubahnya medan magnetik bumi secara tiba - tiba, hewan - hewan yang mengandalkan sistem navigasi juga akan terancam dalam bahaya karena mereka akan kehilangan kemampuan navigasinya, ini berarti solar flare juga berdampak serius terhadap alam.



Namun, meskipun banyak ilmuwan yang memperkirakan bahwa dampak solar flare lebih buruk dari yang diduga sebelumnya, Dr. Richard Fisher, direktur dari Divisi Heliophysics NASA mengatakan, " Kami tahu solar flare akan datang, tapi kita tidak tahu seberapa buruk hal itu akan terjadi. " Menurut saya, pernyataannya yang agak berbeda dengan ilmuwan lain mungkin dimaksudkan agar tidak timbul kepanikan massa di seluruh dunia.



Dr. Richard juga mengatakan bahwa dampak dari solar flare ini hanya akan membuat sistem elektronik tidak bekerja. Akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperbaikinya. Beberapa daerah mungkin akan kehilangan daya listrik, karena solar flare akan mengubah medan magnet di bumi dengan cepat, dan itulah yang disebut dengan solar affect.

Sebuah konferensi " weather space" yang diadakan di Washington DC minggu lalu dihadiri oleh ilmuwan - ilmuwan NASA, pembuat kebijakan, peneliti, dan pejabat pemerintah juga sempat membahas tentang masalah solar flare ini.

Dr. Richard menambahkan, solar flare yang menyebabkan matahari mencapai suhu lebih dari 10.000 F atau kurang lebih 5500 C ini hanya terjadi beberapa kali dalam kehidupan manusia.Setiap 22 tahun, siklus energi magnetik matahari akan memuncak dan tingkat dari bintik matahari akan mencapai tingkat maksimum setiap 11 tahun.



Menurut Wikipedia, solar flare adalah ledakan yang terjadi di atmosfer matahari dan dapat melepaskan energi sebesar 6 × 10 pangkat 25 joule. Radiasi sinar UV yang dihasilkan oleh solar flare dapat mempengaruhi ionosfer bumi dan mengganggu frekuensi radio. Well, karena saya tidak sedang membahas tentang detail dari solar flare, maka bagi kalian yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang solar flare,
bisa klik disini : http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_flare



Kembali ke Dr. Richard, ia telah bekerja sebagai ilmuwan senior NASA selama 20 tahun berpendapat bahwa solar flare ini memang berdampak negatif, baik bagi manusia maupun alam.

Dalam wawancaranya dengan Telegraph.co.uk, Dr. Richard kembali menegaskan bahwa kemungkinan beberapa daerah akan kehilangan daya listrik, terutama untuk daerah yang luas seperti Eropa Utara dan Britania.



Dia berpendapat bahwa persiapan terbaik untuk menghadapi solar flare bisa menggunakan metode yang mirip dengan ketika musim angin topan berlangsung, namun ia mengaku belum bisa memastikan kerusakan - kerusakan yang timbul akibat solar flare ini meskipun ia telah memprediksinya. Lalu, bagaimana ya persiapan untuk Indonesia menghadapi solar flare ini ( saya harap tidak terjadi, he..he..he )? Kita tunggu saja statement dari LAPAN.

Oh ya, sebenarnya National Academy of Science telah memperingatkan soal dampak aktifitas matahari ini dua tahun yang lalu, namun sepertinya baru mendapat perhatian baru - baru ini.

Untuk mempelajari fenomena solar flare ini dan dampak lainnya terhadap bumi, NASA telah mengerahkan puluhan satelit di ruang angkasa.

Pemerintah Amerika telah menyadari ancaman ini dan berniat untuk melakukan tindakan pencegahan ( jika memang benar, semoga mereka tidak menggunakannnya sendiri ). Beberapa negara yang dinilai paling riskan terhadap terjangan solar flare dikatakan juga tengah mempersiapkan diri.

Pendapat ilmuwan NASA ini mirip dengan statement yang dikeluarkan oleh LAPAN beberapa waktu lalu. LAPAN pernah mengatakan jika solar flare ini akan mengganggu semua peralatan elektronik dan sistem komunikasi. Karena hebohnya isu kiamat di tahun 2012 beberapa waktu yang lalu, dugaan terjangan solar flare ini begitu membuat heboh publik di dunia. Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, pernyataan Dr. Richard dari NASA mungkin untuk mencegah terjadinya kepanikan massa yang lebih besar.

jika solar flare benar - benar terjadi dan mengganggu peralatan elektronik, maka harapanya agar dampaknya tidak begitu buruk baik untuk kehidupan manusia maupun untuk alam.

BAGAIMANA MENURUT PANDANGAN AGAN-AGAN SEKALIAN.... ???

Masa Depan Bumi Saat Matahari sedang Berevolusi

Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi Bumi selama beberapa dekade dan abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib Bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat Matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai bintang katai putih? Akankah Bumi bertahan, ataukah masa tersebut akan menjadi masa akhir kehidupan Bumi?
Bintang Raksasa Merah. Impresi artis. source : Universetoday
Milyaran tahun lagi, Matahari akan mengembang menjadi bintang raksasa merah. Saat itu, ia akan membesar dan menelan orbit Bumi. Akankah Bumi ditelan oleh Matahari seperti halnya Venus dan Merkurius? Pertanyaan ini telah menjadi diskusi panjang di kalangan astronom. Akankah kehidupan di Bumi tetap ada saat matahari menjadi Katai Putih?
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan K.-P. Schr¨oder dan Robert Connon Smith, ketika Matahari menjadi bintang raksasa merah, ekuatornya bahkan sudah melebihi jarak Mars. Dengan demikian, seluruh planet dalam di Tata Surya akan ditelan olehnya. Akan tiba saatnya ketika peningkatan fluks Matahari juga meningkatkan temperatur rata-rata di Bumi sampai pada level yang tidak memungkinkan mekanisme biologi dan mekanisme lainnya tahan terhadap kondisi tersebut.
Saat Matahari memasuki tahap akhir evolusi kehidupannya, ia akan mengalami kehilangan massa yang besar melalui angin bintang. Dan saat Matahari bertumbuh (membesar dalam ukuran), ia akan kehilangan massa sehingga planet-planet yang mengitarinya bergerak spiral keluar. Lagi-lagi pertanyaannya bagaimana dengan Bumi? Akankah Matahari yang sedang mengembang itu mengambil alih planet-planet yang bergerak spiral, atau akankah Bumi dan bahkan Venus bisa lolos dari cengkeramannya?
Perhitungan yang dilakukan oleh K.-P Schroder dan Robert Cannon Smith menunjukan, saat Matahari menjadi bintang raksasa merah di usianya yang ke 7,59 milyar tahun, ia akan mulai mengalami kehilangan massa. Matahari pada saat itu akan mengembang dan memiliki radius 256 kali radiusnya saat ini dan massanya akan tereduksi sampai 67% dari massanya sekarang. Saat mengembang, Matahari akan menyapu Tata Surya bagian dalam dengan sangat cepat, hanya dalam 5 juta tahun. Setelah itu ia akan langsung masuk pada tahap pembakaran helium yang juga akan berlangsung dengan sangat cepat, hanya sekitar 130 juta tahun. Matahari akan terus membesar melampaui orbit Merkurius dan kemudian Venus. Nah, pada saat Matahari akan mendekati Bumi, ia akan kehilangan massa 4.9 x 1020 ton setiap tahunnya (setara dengan 8% massa Bumi).
Perjalanan evolusi Matahari sejak lahir sampai menjadi bintang katai putih.
Setelah mencapai tahap akhir sebagai raksasa merah, Matahari akan menghamburkan selubungnya dan inti Matahari akan menyusut menjadi objek seukuran Bumi yang mengandung setengah massa yang pernah dimiliki Matahari. Saat itu, Matahari sudah menjadi bintang katai putih. Bintang kompak ini pada awalnya sangat panas dengan temperatur lebih dari 100 ribu derajat namun tanpa energi nuklir, dan ia akan mendingin dengan berlalunya waktu seiring dengan sisa planet dan asteroid yang masih mengelilinginya.
Zona Laik Huni yang Baru
Saat ini Bumi berada di dalam zona habitasi / laik huni dalam Tata Surya. Zona laik huni atau habitasi merupakan area di dekat bintang di mana planet yang berada di situ memiliki air berbentuk cair di permukaannya dengan temperatur rata-rata yang mendukung adanya kehidupan. Dalam perhitungan yang dilakukan Schroder dan Smith, temperatur planet tersebut bisa menjadi sangat ekstrim dan tidak nyaman untuk kehidupan, namun syarat utama zona habitasinya adalah keberadaan air yang cair.
Terbitnya bintang raksasa merah. Impresi artis. Sumber: Jeff Bryant's Space Art.
Tak dapat dipungkiri, saat Matahari jadi Raksasa Merah, zona habitasi akan lenyap dengan cepat. Saat Matahari melampaui orbit Bumi dalam beberapa juta tahun, ia akan menguapkan lautan di Bumi dan radiasi Matahari akan memusnahkan hidrogen dari air. Saat itu Bumi tidak lagi memiliki lautan. Tetapi, suatu saat nanti, ia akan mencair kembali. Nah saat Bumi tidak lagi berada dalam area habitasi, lantas bagaimana dengan kehidupan di dalamnya? Akankah mereka bertahan atau mungkin beradaptasi dengan kondisi yang baru tersebut? Atau itulah akhir dari perjalanan kehidupan di planet Bumi?
Yang menarik, meskipun Bumi tak lagi berada dalam zona habitasi, planet-planet lain di luar Bumi akan masuk dalam zona habitasi baru milik Matahari dan mereka akan berubah menjadi planet layak huni. Zona habitasi yang baru dari Matahari akan berada pada kisaran 49,4 SA – 71,4 SA. Ini berarti areanya akan meliputi juga area Sabuk Kuiper, dan dunia es yang ada disana saat ini akan meleleh. Dengan demikian objek-objek disekitar Pluto yang tadinya mengandung es sekarang justru memiliki air dalam bentuk cairan yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan. Bahkan bisa jadi Eris akan menumbuhkan kehidupan baru dan menjadi rumah yang baru bagi kehidupan.
Bagaimana dengan Bumi?
Apakah ini akhir perjalanan planet Bumi? Ataukah Bumi akan selamat? Berdasarkan perhitungan Schroder dan Smith Bumi tidak akan bisa menyelamatkan diri. Bahkan meskipun Bumi memperluas orbitnya 50% dari orbit yang sekarang ia tetap tidak memiliki pluang untuk selamat. Matahari yang sedang mengembang akan menelan Bumi sebelum ia mencapai batas akhir masa sebagai raksasa merah. Setelah menelan Bumi, Matahari akan mengembang 0,25 SA lagi dan masih memiliki waktu 500 ribu tahun untuk terus bertumbuh.
Matahari yang menjadi raksasa merah akan mengisi langit seperti yang tampak dari bumi. Gambar ini menunjukan topografi Bumi yang sudah meleleh menjadi lava. Tampak siluet bulan dengan latar raksasa merah. Copyright William K. Hartmann
Saat Bumi ditelan, ia akan masuk ke dalam atmosfer Matahari. Pada saat itu Bumi akan mengalami tabrakan dengan partikel-partikel gas. Orbitnya akan menyusut dan ia akan bergerak spiral kedalam. Itulah akhir dari kisah perjalanan Bumi.
Sedikit berandai-andai, bagaimana menyelamatkan Bumi? Jika Bumi berada pada jarak 1.15 SA (saat ini 1 SA) maka ia akan dapat selamat dari fasa pengembangan Matahari tersebut. Nah bagaimana bisa membawa Bumi ke posisi itu?? Meskipun terlihat seperti kisah fiksi ilmiah, namun Schroder dan Smith menyarankan agar teknologi masa depan dapat mencari cara untuk menambah kecepatan Bumi agar bisa bergerak spiral keluar dari Matahari menuju titik selamat tersebut.
Yang menarik untuk dikaji adalah, umat manusia seringkali gemar berbicara tentang masa depan Bumi milyaran tahun ke depan, padahal di depan mata, kerusakan itu sudah mulai terjadi. Bumi saat ini sudah mengalami kerusakan awal akibat ulah manusia, dan hal ini akan terus terjadi. Bisa jadi akhir perjalanan Bumi bukan disebabkan oleh evolusi matahari, tapi oleh ulah manusia itu sendiri. Tapi bisa jadi juga manusia akan menemukan caranya sendiri untuk lolos dari situasi terburuk yang akan dihadapi.
Sumber : Arxiv : Distant future of the Sun and Earth revisited

Goo green to earth

Bumi ini adalah kumparan berukuran besar yang berputar secara perpetual dengan pusat massa adalah garis vertikal kutub
utara-kutub selatan. Dengan angular momentum konstan, maka energy kinetic yang terjadi tidak dirasakan oleh manusia
ataupun mahluk yang ada dibumi ini. Energy kinetic yang dihasilkan dari perputaran perpetual bumi menyebabkan gravitasi,
daya tarik bumi terhadap benda-benda yang dekat dengan bumi. Melimpahnya CO 2 di atmosfir menyebabkan keseimbangan
alam bumi berubah, ozon pun menjadi kecil dan menyebabkan lubang besar yang memungkinkan ultra violet sinar matahari
mencapai ke bumi langsung tanpa filter oleh atmosfir bumi. Ultra violet sinar matahari yang masuk lewat kutub Selatan dan
Utara ini dimana ozon bumi sudah terkikis.
SeLEnGkApNYa
Pernahkah anda membayangkan dunia yang hanya diisi oleh manusia saja. Hewan-hewan banyak yang punah
(kecuali hewan parasit), demikian juga tumbuh-tumbuhan. Sungguh suatu keadaan yang sangat mengerikan apabila hutan hujan
berubah menjadi gurun, sungai mengering dan sumber-sumber kehidupan semakin menyusut. Manusia sebagai satu-satunya
penguasa di bumi tumbuh seperti semut yang menghabiskan semua sumber daya sekarang dan masa depan.
Yang tinggal mungkin hanyalah bekas planet yang diberi nama “Earth”dulunya biru yang sekarang berubah warna menjadi merah.

Bumi masa kini                                            Bumi yang akan datang (hanya sebuah ilustrasi)
Apakah benar seperti yang dikatakan banyak orang bahwa kiamat akan segera tiba ? Bayangkan saja pada zaman rasulullah saja beliau bersabda bahwa
kiamat sudah dekat, Bagaimana dekatnya Qta sekarang ini ? Wallahua’lam…
Oleh karena itu kwan sudah semestinya kita ini para calon intelektual muda untuk dapat dan sepantasnya memberi contoh yang baik untuk adik-adik kita
agar dapat membuat bumi kita menjadi biru lagi, bagaimana caranya? Diawali dengan hal yang mudah dulu, yaitu membuang sampah pada tempatnya,
kemudian baru dengan cara penghijauan lingkungan sekitar kita dahulu, setelah itu baru kelingkup yang lebih luas.

Wajah Bumi 250 juta tahun lagi ?

Kalau kemarin sudah didongengkan gambar bumi dalam jutaan tahun yang lalu. Nah mestinya bisa dong dilihat bumi pada masa depan. Ya. Tentusasaja dapat dibuat model-model bumi dimasa depan.
Bagaimana membuat model bumi masa depan ?
Untuk membuat model bumi masa depan jelas harus diketahui kecepatan dari pergerakan kerak-kerak bumi ini terlebih dahulu, kemudian masing-masing kerak lempengan ini ditabrakkan …. Derrr !!!
:( “Wah Pakdhe meramal bahwa dunia akan Ki Amat … lah itu niru bangsa Maya doonk !”
:D “Ya enggak, Thole. Bumi ini sejak jutaan tahun yang lalu sudah saling menabrak, sudah terkena gempa berjuta-juta kali. Dan kenyataannya bumi masih ada kan ?”

Arah dan kecepatan lepeng tektonik

Arah dan kecepatan gerakan lempeng tektonik saat ini. Direkam dengan menggunakan GPS (Global Positioning System)
Diatas itu gambar  yang menunjukkan peta kecepatan masing-masing lempengan tektonik yang ada di bumi ini. Lihat panjang dari anak panah menunjukkan kecepatannya. Semakin panjang semakin cepat jalannya. Lempengan IndoAustalia bergerak dengan kecepatan 7-8 cm pertahun kle arah Timur laut. sedangkan Eurasia bergerak ke timur.
Terlihat bahwa ada tubrukan kalau arahnya berbeda. Tubrukan lempeng inilah yang menyebabkan gempa.
Dengan bermodalkan rupa bumi saat ini beserta kecepatan gerakan benua-benua masa kini tentunya dapat dibuat model benua bumi dimasa mendatang.
Bumi saat ini
Bumi saat ini tentusaja bisa kita lihat saat ini juga. Kondisi saat ini merupakan kondisi ideal untuk hidupnya manusia.
Bumi dimasa kini. Daerah yang tektoniknya paling aktif tentusaja Asia Tenggara atau Indonesia.
Bumi masa depan 50 juta tahun lagi
Bumi 50 juta tahun yang akan datang
Seandainya gerakan tektonik lempeng yang terjadi saat ini berlangsung terus hingga 5o juta tahun lagi maka Benua Australia akan menabrak Asia.
:( “Asyiik Pakdhe. Nanti kalau ke Autralia bisa jalan kaki, ndak perlu naik pesawat doonk”
Bumi masa depan 150 juta tahun lagi
Bumi 150 juta tahun lagi
Samodera Atlantik mulai tertutup. Terkungkung diantara benua-benua besar.
Terbentuk zona penunjaman sepanjang Amerika Utara. Nah saat itu amerika akan gantian menjadi pusat gempa-gempa. Nah, rasain emang enak kena gempa melulu !
Akibat menunjamnya kerak samodera diantaranya maka daratan Benua Afrika dan Benua Amerika Utara menjadi saling mendekat. Nah saat itu orang negro akan bersatu dengan orang putih. Kalau masih berpikir rasis ya nikmati aja deh bertetangga dengan manusia beda kulit !
Bumi masa depan 250 juta tahun lagi
Beginilah rupa bumi 250 juta tahun yang akan datang
Pangea Ultima” akan terbentuk setelah 250 juta tahunn lagi.
Benua Pangea masa depan, “Pangea Ultima” terbentuk akibat penunjaman kerak-kerak samodera yang habis menunjam kedalam mantle bumi. Akhirnya mempertemukan seluruh benua-benua yang ada di Bumi.
Dengan “pertemuan” benua-benua ini kemungkinan akan menyebabkan adanya tubuh air yang “terjebak” diantara benua-benua ini.
Disini dunia mengajarkan pada manusia.
Bagaimanapun semua ini secara alami akan bersatu.
Kenapa manusia harus selalu beradu
Tidak saling mengajukan ilmu
Tetapi kenapa malah mengajukan serdadu